Sedang menguliti masa lalu neh..
oleh yusniyanti
Hari ini aku melonjak-lonjak girang, tau ga kenapa??
Ahhayy... Tentu saja, karena melihat tumpukan buku-buku yang mengerling manja padaku. Wkwkwkwk..
Ohhoi tentu saja, dalam kardus besar itu tumpukan buku-buku yang tak pernah dijamah itu harus aku obrak-abrik (hadjuh.duh.duh..bagian ini neh yang paling aku suka). Ibarat melakukan operasi bedah anatomi buku-buku yang lama tak bertuan. Setelah ditugasi menjemput si Tuan Putri ayunda tercinta yang datang dari Bekasi. Menunggunya ditepi jalan tuk dijemput pulang, *ting! Ting! Tak lupa bawa Koran hasil palakan yang belum sempat terbaca n tuk aku baca pula sambil menunggu*
alhasil.. Dikira tukang owjeg cewe yang lagi nunggu penumpang dipersimpangan.
Haha
Mataku berbinar terang melihat sebuah kotak persegi empat, "alohaaaa.." kutemukan buku diary lamaku (hewlooo..anak-anak PNI, diary dapat doorprize neh waktu Rihlah di Pulau Bemban, Februari 2009 tahun lalu...inget kaga!,)
*weitz dah! Teriaknya kurang kenceng tuh! Pzzt.ztt. Malu-maluin :( *
Masih ingat kalo dalam diary ini kutulis beberapa puisi masa lampau jaman baheula yang membuat aku berkaca "wuaduh yusni..ini gaya bahasa tulisanmu beberapa tahun lalu.. Lo sekarang kaya apa coba kepandaian lu berkata-kata, lo buat nulis aja males gitu hah!, penyakit campak 'kaslan' aja yang lu piara!".
Alamaaak... Cuma bisa terdiam merenung saja kalau sudah begini.
Ini...kisah "nuansa tangan berpelangi"ku di masa lalu yang mengharu biru.
Dalam sebongkah kenangan yang ingatannya takkan pernah usai, meski waktu membuat jarak antaranya begitu jauh terasa, dan takkan pernah tergapai.
Tapi masih jua mampu berpikir betapa Tuhan Maha Sempurna Menciptakan sebuah gelembung kecil bernafas yang dibuat dari Lafadz cinta tuk kita senantiasa mengingat_Nya. Menyembunyikannya dalam sebuah batok yang kukuh dan keras yang bernama kepala.
Fabiayyi alaa' irobbikuma tukadziban??
Maka nikmat Tuhan manakah yang Engkau dustakan??.
Batam, 07 Maret 2008.
* Elegi Cinta Sejati*
Dari awal sudah aku duga,
bahwa kita memang berbeda..
Berawal dari chatting lewat komputer,
berlanjut dengan saling berkirim pesan
Kau adalah penggemar berat Hary Potter,
sedang aku pengagum setia Habiburrahman
hooooh...
Ibarat makanan tradisional cilok
dengan makanan mewah Fried Chicken
Kau paling cinta musik rock,
Aku pendengar setia alunan Nasyid Modern
alamaaaaak...
Kau bilang mengidolakan Josh Bush
Tokoh yang kau anggap terhebat sepanjang abad
Sedang bagiku, tiada yang kusanjung selain Nabi Muhammad
Hooooh.. Serasa badan ingin pingsan
Saat ku tau kau paling suka kebut-kebutan di jalan
Tapi bagiku hati tenang jika membaca Al Qur'an
Kau tertawa ngakak,
Waktu kau tau aku lebih suka pergi mengaji
Aaah.. Sedang bagimu tiada lagi selain Panbil & Plaza yang kau jejali
Tapi..
Hati ini bergemuruh kelu,
saat kau bilang..
" aku jatuh cinta padamu, maukah kau menjadi bidadari jiwaku?"
pintamu lembut merayu.
Haduuuuuuh,
serasa mau copot jantung masuk ke lambung
gemetar badan sampai keringat dingin keluar.
Kucoba tenangkan hati berikan jawaban
andaikan tak ingat Ar Rahman, tinggal tunggu akhirat sudah siapkan gantungan.
Ku tersenyum dalam kemantapan iman
jawabku tanpa ragu,
"Cintaku hanya satu
takkan kubagi walau kau rela mati
takkan kuberi walau hanya se centy.."
"Rinduku hanya satu,
takkan kuberi walau kau mati bunuh diri.
Cintaku cinta suci, cinta sejati yang kekal abadi,
cintaku bukan nafsu, ia datang dari kalbu,
Cintaku tulus dari jiwa murni,
hanya untuk Alloh, Sang Robbul Izzati".
Ku liat engkau tertunduk lesu
jatuh air matamu dalam tangisan haru
" Yah.. Takkan kupaksa kau luluh bidadariku"..
Ucapmu sambil pergi menjauh.
(menjadi Juara 3 dalam lomba menulis puisi IRMEX PT EX BATAM INDONESIA n dikira based on thrue story, padahal??).
Atau, pada sebuah catatan puisi permintaan teman untuk sang pujaan yang kini telah berusia 4 tahun seperti ini.
*senandung rasa*
Entah mengapa rasa itu semakin membesar
menggumpal dalam kebekuan
bersatu dalam aliran darah yang mengaliri urat nadiku,
menyelinap dalam relung kalbuku, bergemuruh seperti badai pasir sahara dalam dadaku
katakanlah rasa apa ini sesungguhnya?
Hidupku tak bisa tenang tanpa memikirkannya.
Katakan padaku, rasa apa yang sesungguhnya menderaku??
Terselip kerinduan yang mendalam saat dia jauh dariku,
meskipun begitu cintaku pada RABB_ku dan Rasulku mengalahkan segalanya,
karena aku tau, inilah keagungan nikmat cinta yang paling Maha.
Atau pada sebuah puisi tak berjudul atu ini,
Tatkala sang rembulan berucap pada langit yang menjadi selimut heningnya malam,
" hiasilah malam dengan keelokan kegelapanmu, maka kan kuterangi dengan semburat kemilau cahayaku.."
Lìatlah dibawah sana,,
seseorang yang sedang meneguk sebotol anggur kerinduan pada RABBnya,
bernaung dibawah bilik keridhoan_Nya,
maka perdengarkanlah pula alunan senandung syair sang pujangga,
pada kerinduannya menjadi pengagum cinta,
suaranya yang lirih mengikuti semilir angin yang berhembus di keheningan malam.
Lalu ucapnya padaku,
" wahai rembulan, kapan akan kau sampaikan kerinduanku pada kekasihku..?".
Well, kalau sudah begitu pasti sang teman akan mengirim sms balasan yang berupa makian tentu saja, yang jika kubayangkan ia kan mencak-mencak berkacak pinggang sambil berucap..
" yusniiiii.... Puisimu ituuuu.. Tu puisi doa apa buat rintihan ke Tuhan seh..itu tuh buat pacar guee.."
wakakakak..
Lo udah begini aku cuma bisa tertawa ngakak, "dari sononya muter-muter buat perkataan ya ujung-ujungnya gitu non, hehe.. Kan biar ingetnya ga ama doi mulu..hìhi.. Pizz..pizz".
Bisa saja jitakan melayang kalau sudah ketemu n mengalir kabar lo puisiku itu di komment "suka" meski tanda tanya maknanya n jadi bahan jiplakan buat temen pacarnya itu dikirim ke pacarnya juga. *nah lu bingung...*.
Haha.."itung-itung buat sedekah aja lah".
Dalam kenangan_ mengobrak-abrik masa lalu lewat sebuah buku itu selalu saja terasa menyenangkan.
Sayyidul ayyam, 31 Desember '10
__dalam catatan akhir tahun__